Rizky Aulia Cahyadri, S.H., lahir di Banyumas, pada tanggal 7 Juni 1995, saat ini berkarya dan mengabdikan diri sebagai Hakim pada Pengadilan Negeri Sangatta. Lahir dari pasangan suami-istri, Dr. Cahyono, S.H., M.H. (Hakim pada Pengadilan Negeri Sleman), dan Dr. Indriati Amarini, S.H., M.Hum. (Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Purwokerto). Keduanya telah menjadi inspirasi bagi Penulis untuk terus berkarya pada bidang hukum. Jarak bisa saja memisahkan, tetapi dalam karya kita bersama.
Memiliki passion dalam bidang hukum serta pendidikan. Website www.rizkyauliacahyadri.com adalah sebuah media yang didedikasikan untuk berbagi seputar pembahasan tentang bidang hukum dan peradilan dalam bahasa yang ringan serta sesuai dengan konteks.
….Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari…
Pramoedya Ananta Toer
Pendidikan dalam Bidang Hukum
- Strata 1 – Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Lulus pada tahun 2016 dengan predikat Cumlaude)
- Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Peradi bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (2016)
- Pendidikan dan Pelatihan Calon Hakim Terpadu Lingkungan Peradilan Umum(2019)
- Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Hakim Mediator (2019)
- Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) (2019)
Perjalanan Karir
- Calon Hakim pada Pengadilan Negeri Sangatta (2017)
- Calon Hakim Magang pada Pengadilan Negeri Kupang (2018)
- Hakim pada Pengadilan Negeri Sangatta (2020)
Buku yang telah diterbitkan
- Apa Yang Harus Ditanyakan Kepada Ahli Digital Forensics? (Panduan Bagi Praktisi Hukum) (Penerbit Deepublish, 2021)
- Dimensi Moralitas Hakim yang Religius dan Islami (Penerbit Deepublish, 2022)
Keluarga
- Pada awal tahun 2018, telah menikah dengan Ismia Karisma, S.H., dan pada tahun 2020 telah dikaruniai seorang putri yang bernama Alisha Freya Arisma.
- Terimakasih telah menjadi teman dan sahabat sejak awal dan sampai saat ini. Kita telah melawati banyak pengalaman, belajar, susah, dan senang bersama. Tidak ada kata lain untuk menggambarkan bagaimana Penulis berterimakasih, kecuali syukur kepada Allah disertai doa untuk selalu menjaga ketika kita terpisah jarak. Sejauh apapun pergi, engkau adalah tempat aku pulang.